Kamis, 19 Juli 2012

If Blackberry and Apple still a Fruit




“shandy kamu bawa apa?” tanya tanza polos. “laptop..” jawab shandy dengan wajah sombong. “emang kamu gak takut hilang?” tanya tanza. “buat apa takut? Kalo ilang ya tinggal beli lagi” jawab shandy enteng. Shandy dan tanza adalah teman dekat sejak SD, sekarang mereka telah duduk dibangku SMP, mereka sekolah di salah satu SMP di kawasan elite di jakarta.shandy murid yang sangat pintar bahkaan dia pernah menjuarai olimpiade matematika tingkat nasional mengalahkan sita (peserta lain) hanya dengan selisih satu angka.

Saat istirahat..

“shan.. kantin yuk..” ajak tanza sambil menarik tangan shandy yang sedang asyik bermain laptopnya. Lalu, shandy melepas tangannya dari tangan tanza “kenapa sih kamu? Aku gak mau ah”kata shandy tanpa memalingkan sedikitpun pandangannya dari laptop. “kamu ngapain sih?” tanya tanza sambil melihat laptop shandy, spontan shandy langsung menutup laptopnya “kamu ini!! Mau tau aja deh!!” bentak shandy pada tanza. Tanza yang memang sedikit manja, matanya langsung berkaca-kaca dan dia langsung berlari keluar kelas “huh.. dasar cengeng” bisik shandy sambil membuka kembali laptopnya. Di luar kelas tanza menemui pacarnya yang bernama ravel. Ravel adalah pacar sekaligus kakak kelas bagi tanza. “kak kenapa sih shandy baru sehari bawa laptop aja udah kayak gitu sama aku? Gimana kalo setiap hari coba?” adu tanza pada ravel. “udahlah nanti dia juga capek sendiri. Kan kamu juga bisa main sama yang lain” kata ravel yang mencoba menenangkan tanza. “tapi..” bantah tanza. “udahlaaah..sana balik ke kelas udah mau masuk ni..” kata ravel. Lalu belum jauh tanza meninggalkan ravel, bel masuk sudah berbunyi spontan tanza langsung berlari kekelas.

Bel pulang..

“shan.. pulang bareng gak?” tanya tanza. “gak aah, aku mau ketemuan sama temen yang aku kenal lewat skype” kata shandy menolak. “kamu gila ya? Kan kamu baru kenal!!” kata tanza dengan suara lantang yang menghasilkan mereka menjadi pusat perhatian orang yang ada disekitar mereka. “gak usah norak ya, orang cewek geh!!” bentak shandy sambil terus memainkan handphone blackberry yang baru dibelikan ayahnya. “ya sama aja!!” kata tanza memperingatkan. “gak” jawab shandy singkat sambil terus memainkan blackberry-nya. “shan hati-hati handphone mu..” tegur tanza. “lagi bbm-an”jawab shandy singkat lalu pergi lagi. “bbm?apa itu ya?”tanya tanza pelan. “blackberry masangger sayaaang” kata seorang laki-laki yang tak lain adalah ravel. “eh kakak.. oh bbm itu ternyata blackberry masangger , kirain apa. Makasih ya kakakku sayang abisnya aku gaptek sih” kata tanza dengan seuntai senyuman manis. “huh.. dasar, kakak anter kamu pulang ya?” tawar ravel. “iyaaa..” tanza sangat senang mendengar itu. Akhirnya ravel dan tanza pun pulang, tetapi shandy janjian dengan teman barunya yang ia kenal lewat skype di coffe shop dekat sekolahnya.

Coffe shop dekat sekolah..

“nunggu lama ya?” kata mira teman yang shandy kenal lewat skype. “oh enggak kok” kata shandy. “eh.. enaknya kita kemana ya?” tanya mira. “nonton yuk..” ajak shandy. “boleh tuh..” kata mira. Setelah mereka menghabiskan cappucinno-nya, mereka langsung pergi nonton bioskop, ditengah perjalanan mira mengajak shandy ketempat sepi dengan alasan mira ada urusan.

Di tempat sepi..
“sorry..” kata mira sambil menusukkan jarum suntik yang tak lain adalah obat bius, shandy langsung tak sadarkan diri. “kerja bagus mir..” kata seorang perempuan yang bernama sita. “kalo cuma kayak gitu sih gampang sit..” kata mira. “yaudah sekarang lo bantuin gua botakin dia..” kata sita. “iya” jawab mira singkat dan langsung mengerjakannya. Setelah rambut shandy botak mira dan sita membawa shandy ke pinggir jalan dan meninggalkan shandy sendirian. Sebelum pergi, sita menyelipkankan surat dijari shandy.

Setelah shandy sadar..

“aduh aku dimana ya?kok banyak suara mobil?” kata shandy sambil mengucek-ngucek matanya, dia langsung mendapati surat yang tadi diselipkan sita di jarinya, kemudian shandy pun langsung membacanya.

maaf ya kalo gua udah ngebotakin rambut lo..
Gua cuma iri sama lo, karna
Pertama, lo menang dari gue saat olimpiade itu
Kedua, gua putus sama cowok gue karna cowok gue selalu bilang rambut lo itu bagus(makanya gua botakin rambut lo).

Salam,
Sita , musuh lo pas olimpiade matematika”

Setelah membaca surat itu, air mata shandy tidak dapat terbendung lagi. Shandy menangis sabil memegangi kepalanya yang sudah tak berambut lagi. “shandy?” tanya seorang pemuda yaitu ravel. “kak ravel?” tanya shandy dengan wajah bingung bercampur malu. “ kamu kenapa bisa kayak gini dek?” tanya ravel yang masih tak menyangka dengan apa yang dilihatnya. “ceritanya panjang kak” jawab shandy. “ yaudah, kakak anter pulang ya” tawar ravel pada shandy. “makasih ya kak”


Dirumah shandy..

“SHAAAANDYYY!!” teriak ibu dari shandy. shandy pun menangis kembali “maaf bu, maaf yah”kata shandy dengan wajah tertunduk. “masuk dan jelaskan apa yang terjadi..” kata ayah shandy yang saat itu terlihat sangat bijaksana. Semuanya pun duduk dirung tamu termasuk ravel. Shandy menjelaskan semuanya sambil menangis. Setelah bercerita tanza datang, setelah beberapa menit berbincang formal di ruang tamu, tanza pun pulang diantar ravel. Sebelum pulang “tanza maaf ya soal tadi siang, besok aku kayaknya gak masuk deh. Besok siang temenin aku ya beli rambut palsu” ajak shandy. “oh gak apa-apa, iya tenang aja aku temenin kok” jawab tanza. Baru beberapa langkah, tanza kembali dan langsung memeluk shandy, “if blackberry and apple still a fruit.. kamu gak akan kayak gini” bisik tanza pada shandy “gak apa-apa yang penting kita still a bestfriend” bisik shandy. Tanza pun melepaskan pelukannya dan berlari menuju ravel yang sudah menunggunya sedari tadi di mobil.

~FIN~

WHAT THE~ABSURD Щ(ºДºщ)..
tuhan, ini cerita random, sumpah..
tapi ambil sisi positifnya aja ya ^^
amanah cerita ini cukup bagus kok ^^ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar